MAKALAH
MORFOLOGI
AKAR, BATANG, dan DAUN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Biologi Farmasi
Dosen Pengampu : Suwarsono
Disusun
Oleh :
Kelompok 3
Luthfy Yuliana S 34160159
Nandia Arlesia 34160160
Ni Kadek Devi 34160161
Nina Hidayah 34160162
Novita Anggraeni 34160165
Nur Aini 34160166
Samsiar 34160167
PRODI
FARMASI
STIKES
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun
haturkan kepada Allah SWT, karena atas ridho-Nya lah makalah yang berjudul
“Morfologi Akar, batang dan daun” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Serta para pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini. Adapun tujuan dalam penyusunan makalah
ini agar dapat menjadi rujukan untuk mempelajari tentang Morfologi pada Akar,
batang dan daun.
Dalam penyusunan makalah ini
penyusun mencoba semaksimal mungkin dalam penyusunannya. Namun tidak ada gading
yang tak retak,begitupun dengan makalah ini. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki makalah sederhana
ini. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan mengenai materi
Morfologi Akar, batang dan daun..
Yogyakarta,
14 Desember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................ i
DAFTAR
ISI......................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3. Tujuan..................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN...................................................... 3
2.1 Akar................................................................... 3
2.1.1. Struktur Umum Akar................................................... 3
2.1.2. Akar Primer................................................................. 5
2.1.3. Akar Sekunder............................................................. 7
2.2 Batang.............................................................. 10
2.2.1. Struktur Umum Batang.............................................. 10
2.2.2. Batang Primer............................................................. 10
2.2.3. Batang Sekunder........................................................ 12
2.3 Daun................................................................ 13
2.3.1. Jaringan Penyusun Daun............................................ 13
BAB
III PENUTUP............................................................. 21
3.1. Kesimpulan.......................................................................... 21
3.2. Saran.................................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................... 23
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam
semesta ini terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk
hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut,
dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya
banyak dan sangat beraneka ragam. Diantaranya adalah manusia, hewan dan
tumbuhan.
Tumbuhan memiliki struktur dan karakter
khusus untuk menunjang kehidupannya di habitatnya . setiap tumbuhan memiliki
struktur jaringan yang bervariasi tergantung pada tahap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan itu sendiri
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu
tumbuhan dan biasanya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun terdapat
juga akar yang tumbuh di atas tanah.Histogenesis epidermis akar berbeda dengan
batang. Pada Spermatophyta,xilem primer pada akar bersifat eksark,sedangkan
pada batang bersifat endark.Berkas xilem dan floem pada akar tersusun
berselang-seling,sedangkan pada batang berkas pengangkutnya
kolateral,bikolateral, atau amfivasal.Akar tidak mempunyai alat tambahan yang
dapat dibandingkan dengan daun pada batang.Akar tidak mempunyai stomata,tetapi
mempunyai tudung akar yang tidak ada kesejajarannya pada batang.
Batang merupakan bagian dari tumbuhan
yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan,
batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui
bersama bahwa batang merupakan hal yang sangat vital dari organ-organ yang ada
pada suatu tumbuhan pada umumnya, betapa penting nya dari suatu organ batang,tumbuhan
tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang
seperti suatu hal yang tidak dapat di pisahkan. Batang sendiri mempunyai
beberapa yang menyusun suatu batang
tumbuhan tersebut.dalam makalah ini,kelompok kami akan membahas tentang”anatomi
batang” yang akan membahas tentang beberapa sub pembahasan antara lain ontogeni
batang,tipe stele,batang primer, dan batang sekunder.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan
yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan
hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok
kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi
kimia.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimana jaringan penyusun akar ?
1.2.2
Bagaimana jaringan penyusun batang?
1.2.3
Bagaimana jaringan penyusun daun?
1.3 Tujuan
1.3.1
Mengetahui jaringan penyusun akar.
1.3.2
Mengetahui jaringan penyusun batang.
1.3.3
Mengetahui jaringan penyusun daun.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Akar
2.1.1 Struktur
Umum Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga
(radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar
tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan
tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar
serabut. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau
kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel
kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
Secara anatomi ( dipotong melintang )
Struktur dan jaringan penyusun akar
tumbuhan Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat
bagian-bagian dari luar ke dalam, adalah:
· Epidermis
Epidermis terdiri dari satu lapis sel
yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis sehingga mudah ditembus air. Memiliki
rambut-rambut akar yang merupakan hasil aktivitas sel dari belakang titik
tumbuh. Rambut rambut akar berfungsi memperluas bidang penyerapan. Susunan
sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air.
Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air
dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
· Korteks
Korteks terdiri dari
banyak sel dan tersusun berlapislapis, dinding selnya tipis dan mempunyai
banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Jaringanjaringan yang terdapat pada
korteks antara lain: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
Letaknya langsung di bawah epidermis,
sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel.
Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
·
Endodermis
Endodermis terletak di sebelah dalam
korteks. Endodermis berupa satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang
antarsel. Dinding selnya mengalami penebalan gabus. Deretan sel-sel endodermis
dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. Pita kaspari ini tidak tembus
air dan zat-zat terlarut lainnya. Air dan zat-zat terlarut yang melewati
endodermis harus melalui protoplasma yang melekat pada pita kaspari dan melalui
dinding sel yang letaknya sejajar dengan silinder pusat. .Pada lapisan
endodermis juga ditemui lapisan yang mengalami penebalan zat gabus. Penebalan
tersebut membentuk huruf U, sehingga disebut sel U. Sel ini bersifat
impermiabel sehingga tidak dapat dilalui air.
Penebalan gabus ini tidak dapat ditembus oleh air, sehingga air harus
masuk ke silinder pusat melalui sel endodermis yang terletak segaris dengan xilem yang dindingnya
tidak menebal, yang disebut sel penerus air. Jadi Endodermis merupakan pemisah
antara korteks dengan stele serta berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan
yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat..
Merupakan lapisan pemisah antara korteks
dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus
pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary.
Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang
menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti
hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi
tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air
dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel
peresap
·
Silinder Pusat/Stele
Stele (Silinder Pusat) terletak di
sebelah dalam endodermis. Di antara stele terdapat berkas pengangkutan (floem
dan xilem). Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau
beberapa lapisan sel di sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian tengah
tidak ditempati jaringan pembuluh, maka bagian itu diisi oleh parenkim empulur
di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan dengan protofloem dan
protoxilem. Perisikel dapat mempertahankan sifat meristematiknya di dalamnya
terbentuk akar lateral, felogen, dan sebagian dari cambium pembuluh.
2.1.2
Akar Primer
Akar primer adalah akar yang terus
tumbuh membesar dan memanjang, akar ini akan menjadi akar pokok yang menopang.
Akar primer sering juga disebut dengan akar tunggang dan akar lembaga.
Sedangkan akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau bisa
disebut akar cabang.
Akar
dalam tumbuhan memiliki fungsi dasar, diantaranya:
·
Merambatkan tunbuhan dalam tanah
·
Menyerap air dan mineral dari tanah
·
Menyalurkan bahan-bahan
·
Organ penyimpan makanan cadangan
Pertumbuhan primer pada akar
tergantung pada akar bagian ujung dimana bagian itu dikelilingi oleh sel yang
berbentuk tudung dan dinamakan tudung akar. Pada waktu akar menembus
partikel-partikel yang ada didalam tanah. Ujung akar dilindungi oleh tudung
akar terhadap kerusakan mekanis. Pada kebanyakan tumbuhan dikotil, baik
epidermis akar maupun tudung akar berasal dari lapisan paling luar sel-sel
meristem ujung.
Pada jaringan muda tumbuhan dikotil
perkembangan akar melibatkan perkembangan sel-sel yang khusus dan tidak
terdiferensiasi menjadi sel-sel matang serta sel-sel khusus yang memainkan
berbagai peranan dalam kegiatan-kegiatan akar. Ada 3 daerah utama yang berperan
penting pada daerah pematangan, yaitu : silinder pembuluh, korteks, dan
epidermis. Ditengah-tengah akar terdapat silinder pembuluh yang dibangun oleh
jaringan pembuluh bersama-sama parenkim. Sel-sel xylem yang berdinding tebal
berfungsi menyalurkan air dan mineral. Sedangkan sel-sel floem berfungsi
menyalurkan bahan makanan. Sel-sel xylem primer pada tumbuhan dikotil membentuk
jejari yang berpusat ditengah-tengah dan berjumlah 2-4. Sedangkan sel-sel floem
primer berserakan dalam kelompok diantara jejaring tadi. Pada kebanyakan
dikotil, sel-sel yang tepat ditengahnya akan berkembang menjadi xylem.
2.1.3
Akar Sekunder
Akar sekunder adalah akar yang
tumbuh dari akar lain, atau bisa disebut akar cabang. Pertumbuhan sekunder
bersifat khas bagi akar-akar tumbuhan dikotil. Pertumbuhan sekunder dijumpai di
khas pada akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae. Akar Monocotyledoneae biasanya
tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
Apabila pertumbuhan sekunder dimulai,
pertama timbul cambium di dalam parenkim diantara jejaring xylem primer dan
didalam floem primer. Cambium akan membentuk xylem sekunder dan floem sekunder
keluar. Kemudian, cambium itu diperluas secara lateral karena diferensiasi
inisial cambium didalam perisikel sekeliling ujung jejaring xylem dan juga
mulai membentuk tenunan sekunder. Kemudian cambium membentuk daerah melingkar
didalamnya terdapat xylem sekunder yang secara menyeluruh menyelubungi xylem
primer. Floem primer dan endodermis biasanya hancur karena tekanan tenunan yang
tumbuh didalamnya.
Pada awalnya, kambium pembuluh berbentuk
pita yang jumlahnya tergantung tipe akar. Pada akar diark terdapat dua pita,
pada akar triark terdapat akar tiga pita, dan seterusnya. Sel perisiklus yang
terdapat di luar daerah xilem juga menjadi aktif seperti kambium. Selanjutnya,
kambium melengkapi lingkaran dengan xilem sebagai pusatnya. Penampang melintang
kambium pada perkembangan awal berbentuk oval, pada akar diark, segi tiga pada
akar triark, dan pada akar poliark membentuk segi banyak. Kambium berbatasan
dengan permukaan dalam floem yang berfungsi membentuk xilem sekunder ke arah
dalam dan fleom sekunder ke arah luar. Kambium menghasilkan xilem dan floem
dengan membelah perinkin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah besar.
Pembentukan periderm mengikuti
pertumbuhan pembuluh sekunder. Sel perisiklus terus membelah secara perinkin
dan antiklin. Pembelahan perinklin menyebabkan peningkatan jumlah lapisan
perisiklus. Peningkatan ketebalan jaringan pembuluh dan perisiklus menekan
korteks ke arah luar sehingga korteks menjadi pecah. Felogen di luar perisiklus
akan membentuk felem ke arah luar dan feloderm ke arah dalam. Pada akar
tumbuhan menahun (perennial), keaktifan kambium pembuluh dan felogen terus
terjadi sepanjang tahun. Perkembangan akar, seperti halnya pada batang, juga
akan membentuk ritidom. Pada tumbuhan Dikotil menerna, misalnya pada Medicago
sativa, xilem sekunder terdiri atas pembuluh dengan penebalan dinding menganak
tangga dan memata jala. Pembuluh ini juga mengandung serabut dan sel parenkim.
Floem berisi pembuluh dengan sel pengiring, serabut, dan sel parenklim. Floem
di bagian luar hanya berisi serabut dan parenkim; pembuluh yang tua akan rusak.
Floem akan menyatu dengan parenkim di dalam periderm kecuali apabila terrdapat
serabut. Gabus merupakan turunan felogen yang berfungsi sebagai jaringan
pelindung. Pertumbuhan sekunder pada berbagai tumbuhan Dikotil menerna berbeda.
Pada akar tumbuhan berkayu, jaringan
pembuluh biasanya mempunyai banyak sel dengan dinding sekunder yang mengandung
lignin. Akar Gymnospermae mempunyai tipe tumbuhan sekunder yang sama dengan
akar tumbuhan Dicotyledoneae. Namun, terdapat perbedaan histologi antara akar
dan batang. Pada akar, takaran unsur dengan dinding sekunder berlignin lebih
kecil dibandingkan pada kayu dan kulit kayu, tetapi proporsi jaringan parenkim
lebih besar. Penelitian pada kayu Plantanus menunjukkan bahwa kayu dan akar
secara filogenetik lebih primitif daripada batang.
Bagian
akar sekunder adalah sebagai berikut:
·
Pembentukan jaringan pembuluh sekunder
oleh kambium
Awal mula perkembangan kambium pembuluh
adalah dengan pembelahan sel prokambium di antara floem primer dan xilem primer
yang belum terdiferensiasi. Kambium berupa silinder dengan tepi luar yang
bergelombang ini mempunyai aktivitas yang berbeda; di bagian dalam floem,
cambium menghasilkan xylem lebih cepat dibandingkan dengan di tempat lain. Di tempat
tersebut, cambium lebih cepat terdorong ke luar dan akhirnya diperoleh silinder
yang bertepi rata. Kambium akan membentuk sel xylem kea rah dalam dan sel floem
ke arah luar, namun pada umumnya frekuensi pembentukan xylem lebih besar
dibandingkan dengan sel floem Hal itulah yang menyebabakan xylem sekunder lebih
tebal dari pada floem sekunder.
·
Pembentukan periderm oleh felogen.
Pembentukan periderm mengikuti aktivitas
kambium pembuluh dan biasanya mulai dibentuk pertama kali dalam perisikel.Pada
tumbuhan perenial, keaktifan cambium akar akan diiringi keaktifan peridem dalam
waktu yang lama. Periderm yang telah dibentuk tidak akan bertahan lama karena
volume dari sel baru yang ada disebelah dalam makin besar, dan akhirnya
periderm baru dibentuk dibawahnya. Hal itu dapat belangsung berulang kali
hinggadi peroleh ritidom.
2.2 Batang
2.2.1
Struktur Umum Batang
Batang tumbuhan memiliki berbagai
fungsi. Batang yang berwarna hijau karena mengandung klorofil berfungsi untuk
melakukan proses fotosintesis seperti yang dilakukan daun, misalnya pada
tanaman kaktus. Batang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan,
misalnya pada batang tanaman kentang yang ada di dalam tanah. Di samping itu,
batang juga berfungsi dalam sistem pengangkutan dan untuk mengokohkan tanaman.
2.2.2
Batang Primer
Batang primer merupakan
perkembangan dari protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Batang dikelilingi
epidermis. Diantara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup,
idioblas, dan berbagai trikoma. Disebelah dalam epidermis terdapat korteks yang
terdiri atas berbagai tipe sel. pada Pelargonium, Retama, dan Salicornia,
parenkim berfungsi untuk berfotosintesis dan sebagai penyiman zat tepung dan
metabolit lain.
Batas antara korteks dan stele adalah
endodermis. Endodermis batang berbeda dengan endodermis akar. Sel endodermis
terdiri atas sel hidup yang berbentuk silinder kosong. Dinding Endodermis
mempunyai struktur yang khusus. Dalam perkembangannya sel endodermis mengalami
perkembangan yaitu lapisan gabus diseluruh permukaan dalam dinding sel. yang
kemudian diikuti penambahan lapisan sekunder dari selulosa.
Disebelah dalam endodermis adalah stele
yang berisi system pembuluh. Pada Gymnospermae dan sebagian besar
dycotiledonae, sistem pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian
tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh yaitu xylem dan
floem. Ada berbagai tipe berkas pengangkut, yaitu sebegai berikut:
·
Kolateral
Terdiri
dari koleterla terbuka dan kolateral tertutup. Disebut kolateral tertutup
apabila diantara xylem dan floem tidak terdapat cambium, tetapi terdapat
parennkim penghubung. Pada kolateral terbuka diantara xile dan floem terdapat
cambium
·
Bikolateral
Terdiri atas satu bagian xylem ditengah
serta satu bagian floem dibagian luar dan satu dibagian sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat cambium,
dan antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung.
·
Konsentris
Konsentris amfikibral apabila xylem
dikelilingi oleh floem, konsentris amfivasal apabila floem dikelilingi oleh
xylem.
·
Radial
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri
atas xylem dan floem yang tersusun berselangseling menurut arah jari-jari.
Pada sebagian besar monocotyledonae
system pembuluh primer terdiri dari sejumlah besar berkas pengangkut yang
tersebar tidak beraturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas
antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur.
Jaringan primer terdiri atas protoxilem,
metaxilem serta protofloem dan metafloem. Apabila protoxilem terdapat dibagian
dalam dari metaxilem dan diferensiasi metaxilem kearah perifer seperti pada
batang angiospermae, disebut endark. Dan apabila protoxilem terdapat dibagian
luar dari metaxilem dan metaxilem berdiferensiasi kea rah sentripetal dan
sentrifugal maka disebut eksark.
Batang Dikotil berbeda satu sama lain dalam hal pola pembentukan jaringan
pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya dengan perkembangan evolusi.
Diasmsikan bahwa selama evolusi, silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis
dan terjadi pengurangan kea rah menjari. Karena ada celah daun, celah batang,
dan perforasi, pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya terjadi kearah
membujur. Silinder menjadi terbelah menjadi untaian memanjnag
Pada batang monokotil biasanya terdiri
atas berkas yang tersebar diseluruh jaringan dasar pada batang. Pola susunan
jaringan pembuluh primer berbeda pada berbagai kelompok tumbuhan, bahkan dalam
spesies yang sama. Pola yang berbeda menggambarkan tahap-tahap dalam evolusi
simtem pembuluh primer. Seperti para ahli mennggolongkan stele menjadi beberapa
tipe yaitu dimulai dari prostele, sifostele, selostele, eustele, stele
polisiklus, ataktostele, polistele.
2.2.3
Batang sekunder
Pertumbuhan sekunder batang merupakan
hasil dari keaktifan cambium pembuluh yang membelah secara terus menerus
sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas pada tumbuhan
dikotil dan gymnospermae. Pada pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan
periderm dari felogen. Cambium yang terdapat diantara xylem dan floem disebut
cambium pembuluh. Cambium yang terdapat diantara berkas pengangkut disebut
antar pembuluh.
Cambium mengadakan dilatasi yaitu
pembelahan dengan cepat kea rah membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi
lebih tebal. Ke arah dalam cambium membentuk xylem sekunder. Cambium biasanya
terdiri dari 2 tipe sel. Yaitu sel inisial menggelondong, dan sel inisial
bersinar. Keduanya lebih besar pada batang yang tua daripada batang muda.
Apabila cambium aktif , wilayah cambium terdiri atas beberapa lapisan sel.
Apabila cambium dorman, wilayah cambium berkurang, biasanya hanya satulapisan
sel. Kambium dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
·
Kambium bertingkat atau selapis, letak
sel inisial menggelondong tersusun
dalam deretan mendatar sehingga ujungnya
sama tinggi
·
Kambium tidak bertingkat, letak sel
inisial menggelendong tumpang tindih satu sama lainnya. Tipenya panjang yang
beragam antara 320-2300 mm
2.3 Daun
2.3.1 Jaringan
Penyusun Daun
Pada dasarnya terdapat 3 sistem pada daun
yaitu:
· Sistem
kulit (dermal system atau epidermis )
Tersusun
oleh epidermis, baik pada permukaan atas maupun pada permukaan bawah daun.
· Sistem
jaringan dasar,
terdapat
mesofil daun yang kadang-kadang terdiferendiasi ke dalam palisade dan spons.
Apabila palisade terdapat pada kedua permukaan daun disebut isolateral atau
isobilateral
·
Sistem jaringan pembuluh, terdiri dari xilem dan
floem
Xilem
berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam
tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis).Floem berfungsi
untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.
Secara
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1)
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar
daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah,.Untuk mencegah penguapan yang
terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Epidermis daun
dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuk, struktur,
susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus.
Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan
epidermis yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan
bawah disebut permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel.
Di antara sel epidermis terdapat sel penjaga yang membentuk stomata. Struktur
stomata yang dapat membuka dan menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya
pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada jaringan daun ini adalah susunan
selnya yang kompak dan adanya kutikula serta stomata.
Stomata adalah suatu celah pada
epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan
mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis.
Fungsi
dari stomata adalah :
·
Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis
·
Sebagai jalan penguapan (transpirasi)
·
Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Sel
yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya
dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya.
Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor,
sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor.
Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala
menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis
lignin.
Berdasarkan
hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi
tiga tipe, yaitu:
·
Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan
sel penjaga asalnya sama.
·
Stomata perigen, yaitu sel tetangga
berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata.
·
Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang
mengelilingi stomata asalnya berbeda,
yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan
yang lainnya tidak demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan
susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup dibedakan menjadi empat
tipe stomata, yaitu:
·
Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh
sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya.
Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
·
Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah
sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana,
Solanum.
·
Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh
2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah.
Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.
·
Parasitik, setiap sel penutup diiringi
sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu
sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae,
Mimosaceae.
2) Mesofil ( Jaringan Dasar )
Mesofil terdiri atas jaringan parenkim
yang terdapat di sebelah dalam epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi
membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan
terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim palisade dan parenkim
spons.
·
Parenkim Palisade
Sel parenkim palisade memanjang dan pada
penampang melintangnya tampak berbentuk batang yang tersusun dalam deretan.
Pada tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda bentuknya. Pada Lilium terdapat lobus besar pada sel palisade dan
tampak bercabang
Sel palisade terdapat di bawah
epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak). Seringkali
terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel parenkim
palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari
satu lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke
tengah semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan
abaksial daun. Meskipun jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang
selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi
panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal
tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efesien.
Pada Thymelaea hirsuta, sel parenkim palisade
terdapat pada permukaan abaksial daun. Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya
pada Atriplex portulacoides, parenkim palisade terdapat pada kedua sisi daun.
Daun yang mempunyai parenkim palisade pada kedua sisi (abaksial dan adaksial)
disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila jaringan palisade
tersebut hanya pada bagian adaksial disebut dengan bifasial atau
dorsiventral.
·
Parenkim Spons
Jaringan spons terdiri dari sel
bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel parenkim spons dapat berbentuk
bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara
sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan parenkim
spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas
beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas beberapa
lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang
ada di dekatnya.
Pada tumbuhan tertentu, seperti
pada Zea dan banyak rumput-rumputan lainnya, bentuk sel mesofil lebih kurang
sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex, sukar untuk membedakan antara kedua
tipe parenkim. Pada jaringan spons ini terdapat jarak atau ruang antar sel.
Ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung
antar sel.
Pada daun dengan kedua macam mesofil,
kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan palisade. Tempat serta susunan
kloroplas pada sel tiang memungkinkan penggunaan cahaya secara maksimum. Faktor
lain yang meningkatkan efesiensi fotosintesis adalah sistem ruang antarsel
dalam mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan cepat. Susunan
sel di dalam mesofil memungkinkan daerah permukaan sel yang mendapat sinar dan
langsung berhubungan dengan udara menjadi lebih luas. Seluruh daerah permukaan
ini disebut daerah permukaan dalam daun
dan daerah permukaan luar daun.
3) Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh terletak pada jaringan
spons. Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh
pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu:
·
Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan
untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun.
·
Pembuluh Tapis (floem) yang berperan
untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Sistem
jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian
menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh
membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median,
sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut
dengan tulang daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun. Terdapat dua macam
pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem
tulang daun jala merupakan sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih
halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal.
Sedangkan
istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar
hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasar atas ujung dan pangkal
daun semua berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antara berkas sejajar itu
tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua berkas sejajar
itu. Pola jala umumnya ditemukan pada daun dikotil dan pola sejajar pada daun
monokotil.
Kemudian apabila pertulangan daunnya
menyirip, tulang daun terbesar melewati bagian tengah daun dan membentuk ibu
tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil.
Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau cabang yang besar adalah
bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti rusuk pada sisi
abaksial. Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan
jaringan penyokongnya kolenkim. Oleh karena itu, tulang daun yang besar tidak
mempunyai kontak langsung dengan mesofil.
Sedangkan pada tulang daun yang kecil
biasanya membentuk jaring-jaring yang sangat beragam bentuk dan ukurannya,
serta membagi daerah mesofil.Daerah yang paling kecil yang dibatasi cabang
paling halus disebut aerola, yang biasanya berisi ujung tulang daun yang buntu
dalam mesofil.
Kebanyaan kasus yang ditemukan, susunan
jaringan pembuluh pada ibu tulang daun mirip dengan pada tangkai daun. Tulang
daun yang besar dalam daun dikotil mungkin terdiri atas jaringan primer dan sekunder, sedangkan
tulang daun yang paling kecil hanya terdiri atas jaringan primer. Pada tulang
daun yang besar biasanya berisi pembuluh, sedangkan pada tulang daun yang
kecil, sel parenkim kontak atau berhubungan langsung dengan unsur pembuluh dan
unsur trakea membentuk sel transfer.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Akar adalah
organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah.Fungsi akar pada tumbuhan antara lain
sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah), menyerap air dan garam
mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan
makanan, dan sebagai alat pernapasan. Jaringan yang menyusun akar antara lain
epidermis, korteks, endodermis, stele (silinder pusat), perisikel, xilem,
floem, dan empulur.
·
Batang merupakan
organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi batang antara lain menyalurkan
air dan garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke
seluruh tubuh, tempat menyimpan cadangan makanan, serta tempat menempelnya
daun, bunga dan buah. Jaringan yang menyusun batang antara lain epidermis,
korteks, stele, endodermis, perisikel, empulur, xilem, floem, dan kambium.
·
Daun merupakan
modifikasi dari batang, merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak mengandung
klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Fungsi daun antara lain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, menyerap
CO2 dari udara, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi,
serta ubtuk respirasi. Daun tersusun atas beberapa jaringan antara lain
epidermis, mesofil, berkas pengangkut, xilem, floem, palisade (jaringan tiang),
spons (jaringan bunga karang), serta stomata. Berdasarkan letak jaringan
palisade, daun terbagi atas dua tipe, yaitu daun isobilateral (jaringan
palisade berada dikedua sisi,di lapisan atas dan bawah ) dan daun dorsiventral
(jaringan palisade berada pada satu sisi lapisan saja ).Pada tumbuhan
Dicotyledoneae, dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan jaringan bunga
karang. Sedangkan, pada tumbuhan Monocotyledoneae, tidak dapat dibedakan antara
jaringan palisade dengan jaringan bunga pagar, yang terlihat hanya jaringan
parenkim.
3.2 Saran
Untuk
mengatahui lebih jelas mengenai bentuk jaringan pada akar batang dan daun ini
sebaiknya di amati dengan menggunakan
mikroskop. Dan Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar,Salman.2004.Biologi:Grafindo
Campbell.
2002. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Dwidjoseputro,
D.1992. Pengantar Anatomi
Tumbuhan.Jakarta : Gramedia
Fahn
A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ke 3. yogyakarta: UGM Press
Hidayat,
Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Lakitan,
Benyamin. 1993. Dasar – Dasar Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers
Mulyani,Sri.2006.Anatomi
Tumbuhan.Yogyakarta:Kausius
Sutrian,
Yayan, Drs.2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan
(Tentang sel & jaringan).
Rineka Cipta: Jakarta. Hal: 192-219
Sumardi,
Issrep. 1993. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta: UGM
Syamsuni.2009.Materi
Pokok Anatomi Tumbuhan.Indramayu: UNWIR
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2009.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta: Gadjahmada University
Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar