Rabu, 11 Januari 2017

MORFOLOGI AKAR, BATANG, dan DAUN



MAKALAH
MORFOLOGI AKAR, BATANG, dan DAUN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Farmasi
Dosen Pengampu : Suwarsono
Disusun Oleh :
Kelompok 3

Luthfy Yuliana S                    34160159

Nandia Arlesia                        34160160

Ni Kadek Devi                        34160161

Nina Hidayah                          34160162

Novita Anggraeni                   34160165

Nur Aini                                  34160166

Samsiar                                    34160167


PRODI FARMASI
STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kepada Allah SWT, karena atas ridho-Nya lah makalah yang berjudul “Morfologi Akar, batang dan daun” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Serta para pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini agar dapat menjadi rujukan untuk mempelajari tentang Morfologi pada Akar, batang dan daun.
            Dalam penyusunan makalah ini penyusun mencoba semaksimal mungkin dalam penyusunannya. Namun tidak ada gading yang tak retak,begitupun dengan makalah ini. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki makalah sederhana ini. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan mengenai materi Morfologi Akar, batang dan daun..


                                                                                    Yogyakarta, 14 Desember 2016

         Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................... ii
BAB I    PENDAHULUAN................................................... 1
   1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
   1.2.Rumusan Masalah................................................................... 2
   1.3. Tujuan..................................................................................... 2
BAB II  PEMBAHASAN...................................................... 3
     2.1 Akar................................................................... 3
      2.1.1. Struktur Umum Akar................................................... 3
      2.1.2. Akar Primer................................................................. 5
      2.1.3. Akar Sekunder............................................................. 7
     2.2 Batang.............................................................. 10
     2.2.1. Struktur Umum Batang.............................................. 10
     2.2.2. Batang Primer............................................................. 10
     2.2.3. Batang Sekunder........................................................ 12
     2.3 Daun................................................................ 13
     2.3.1. Jaringan Penyusun Daun............................................ 13
BAB III PENUTUP............................................................. 21
      3.1. Kesimpulan.......................................................................... 21
      3.2. Saran.................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................... 23


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Alam semesta ini terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Diantaranya adalah manusia, hewan dan tumbuhan.
Tumbuhan memiliki struktur dan karakter khusus untuk menunjang kehidupannya di habitatnya . setiap tumbuhan memiliki struktur jaringan yang bervariasi tergantung pada tahap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan itu sendiri
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh di atas tanah.Histogenesis epidermis akar berbeda dengan batang. Pada Spermatophyta,xilem primer pada akar bersifat eksark,sedangkan pada batang bersifat endark.Berkas xilem dan floem pada akar tersusun berselang-seling,sedangkan pada batang berkas pengangkutnya kolateral,bikolateral, atau amfivasal.Akar tidak mempunyai alat tambahan yang dapat dibandingkan dengan daun pada batang.Akar tidak mempunyai stomata,tetapi mempunyai tudung akar yang tidak ada kesejajarannya pada batang.
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama bahwa batang merupakan hal yang sangat vital dari organ-organ yang ada pada suatu tumbuhan pada umumnya, betapa penting nya dari suatu organ batang,tumbuhan tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang seperti suatu hal yang tidak dapat di pisahkan. Batang sendiri mempunyai beberapa  yang menyusun suatu batang tumbuhan tersebut.dalam makalah ini,kelompok kami akan membahas tentang”anatomi batang” yang akan membahas tentang beberapa sub pembahasan antara lain ontogeni batang,tipe stele,batang primer, dan batang sekunder.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
1.2    Rumusan Masalah

1.2.1             Bagaimana jaringan penyusun akar ?
1.2.2             Bagaimana jaringan penyusun batang?
1.2.3             Bagaimana jaringan penyusun daun?

1.3   Tujuan

1.3.1             Mengetahui jaringan penyusun akar.
1.3.2             Mengetahui jaringan penyusun batang.
1.3.3             Mengetahui jaringan penyusun daun.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Akar
2.1.1   Struktur Umum Akar
            Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
Secara anatomi ( dipotong melintang ) Struktur dan jaringan  penyusun akar tumbuhan Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam, adalah:
·         Epidermis
Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis sehingga mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan hasil aktivitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut rambut akar berfungsi memperluas bidang penyerapan. Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.

·         Korteks
Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapislapis, dinding selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Jaringanjaringan yang terdapat pada korteks antara lain: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. 
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
·             Endodermis
Endodermis terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya mengalami penebalan gabus. Deretan sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. Pita kaspari ini tidak tembus air dan zat-zat terlarut lainnya. Air dan zat-zat terlarut yang melewati endodermis harus melalui protoplasma yang melekat pada pita kaspari dan melalui dinding sel yang letaknya sejajar dengan silinder pusat. .Pada lapisan endodermis juga ditemui lapisan yang mengalami penebalan zat gabus. Penebalan tersebut membentuk huruf U, sehingga disebut sel U. Sel ini bersifat impermiabel sehingga tidak dapat dilalui air.  Penebalan gabus ini tidak dapat ditembus oleh air, sehingga air harus masuk ke silinder pusat melalui sel endodermis yang  terletak segaris dengan xilem yang dindingnya tidak menebal, yang disebut sel penerus air. Jadi Endodermis merupakan pemisah antara korteks dengan stele serta berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat..
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap
·           Silinder Pusat/Stele
Stele (Silinder Pusat) terletak di sebelah dalam endodermis. Di antara stele terdapat berkas pengangkutan (floem dan xilem). Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa lapisan sel di sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian tengah tidak ditempati jaringan pembuluh, maka bagian itu diisi oleh parenkim empulur di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan dengan protofloem dan protoxilem. Perisikel dapat mempertahankan sifat meristematiknya di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen, dan sebagian dari cambium pembuluh.

2.1.2 Akar Primer
            Akar primer adalah akar yang terus tumbuh membesar dan memanjang, akar ini akan menjadi akar pokok yang menopang. Akar primer sering juga disebut dengan akar tunggang dan akar lembaga. Sedangkan akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau bisa disebut akar cabang.
Akar dalam tumbuhan memiliki fungsi dasar, diantaranya:
·            Merambatkan tunbuhan dalam tanah
·            Menyerap air dan mineral dari tanah
·            Menyalurkan bahan-bahan
·            Organ penyimpan makanan cadangan

            Pertumbuhan primer pada akar tergantung pada akar bagian ujung dimana bagian itu dikelilingi oleh sel yang berbentuk tudung dan dinamakan tudung akar. Pada waktu akar menembus partikel-partikel yang ada didalam tanah. Ujung akar dilindungi oleh tudung akar terhadap kerusakan mekanis. Pada kebanyakan tumbuhan dikotil, baik epidermis akar maupun tudung akar berasal dari lapisan paling luar sel-sel meristem ujung.
Pada jaringan muda tumbuhan dikotil perkembangan akar melibatkan perkembangan sel-sel yang khusus dan tidak terdiferensiasi menjadi sel-sel matang serta sel-sel khusus yang memainkan berbagai peranan dalam kegiatan-kegiatan akar. Ada 3 daerah utama yang berperan penting pada daerah pematangan, yaitu : silinder pembuluh, korteks, dan epidermis. Ditengah-tengah akar terdapat silinder pembuluh yang dibangun oleh jaringan pembuluh bersama-sama parenkim. Sel-sel xylem yang berdinding tebal berfungsi menyalurkan air dan mineral. Sedangkan sel-sel floem berfungsi menyalurkan bahan makanan. Sel-sel xylem primer pada tumbuhan dikotil membentuk jejari yang berpusat ditengah-tengah dan berjumlah 2-4. Sedangkan sel-sel floem primer berserakan dalam kelompok diantara jejaring tadi. Pada kebanyakan dikotil, sel-sel yang tepat ditengahnya akan berkembang menjadi xylem.


2.1.3 Akar Sekunder
            Akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau bisa disebut akar cabang. Pertumbuhan sekunder bersifat khas bagi akar-akar tumbuhan dikotil. Pertumbuhan sekunder dijumpai di khas pada akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae. Akar Monocotyledoneae biasanya tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
Apabila pertumbuhan sekunder dimulai, pertama timbul cambium di dalam parenkim diantara jejaring xylem primer dan didalam floem primer. Cambium akan membentuk xylem sekunder dan floem sekunder keluar. Kemudian, cambium itu diperluas secara lateral karena diferensiasi inisial cambium didalam perisikel sekeliling ujung jejaring xylem dan juga mulai membentuk tenunan sekunder. Kemudian cambium membentuk daerah melingkar didalamnya terdapat xylem sekunder yang secara menyeluruh menyelubungi xylem primer. Floem primer dan endodermis biasanya hancur karena tekanan tenunan yang tumbuh didalamnya.
Pada awalnya, kambium pembuluh berbentuk pita yang jumlahnya tergantung tipe akar. Pada akar diark terdapat dua pita, pada akar triark terdapat akar tiga pita, dan seterusnya. Sel perisiklus yang terdapat di luar daerah xilem juga menjadi aktif seperti kambium. Selanjutnya, kambium melengkapi lingkaran dengan xilem sebagai pusatnya. Penampang melintang kambium pada perkembangan awal berbentuk oval, pada akar diark, segi tiga pada akar triark, dan pada akar poliark membentuk segi banyak. Kambium berbatasan dengan permukaan dalam floem yang berfungsi membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan fleom sekunder ke arah luar. Kambium menghasilkan xilem dan floem dengan membelah perinkin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah besar.
Pembentukan periderm mengikuti pertumbuhan pembuluh sekunder. Sel perisiklus terus membelah secara perinkin dan antiklin. Pembelahan perinklin menyebabkan peningkatan jumlah lapisan perisiklus. Peningkatan ketebalan jaringan pembuluh dan perisiklus menekan korteks ke arah luar sehingga korteks menjadi pecah. Felogen di luar perisiklus akan membentuk felem ke arah luar dan feloderm ke arah dalam. Pada akar tumbuhan menahun (perennial), keaktifan kambium pembuluh dan felogen terus terjadi sepanjang tahun. Perkembangan akar, seperti halnya pada batang, juga akan membentuk ritidom. Pada tumbuhan Dikotil menerna, misalnya pada Medicago sativa, xilem sekunder terdiri atas pembuluh dengan penebalan dinding menganak tangga dan memata jala. Pembuluh ini juga mengandung serabut dan sel parenkim. Floem berisi pembuluh dengan sel pengiring, serabut, dan sel parenklim. Floem di bagian luar hanya berisi serabut dan parenkim; pembuluh yang tua akan rusak. Floem akan menyatu dengan parenkim di dalam periderm kecuali apabila terrdapat serabut. Gabus merupakan turunan felogen yang berfungsi sebagai jaringan pelindung. Pertumbuhan sekunder pada berbagai tumbuhan Dikotil menerna berbeda.
Pada akar tumbuhan berkayu, jaringan pembuluh biasanya mempunyai banyak sel dengan dinding sekunder yang mengandung lignin. Akar Gymnospermae mempunyai tipe tumbuhan sekunder yang sama dengan akar tumbuhan Dicotyledoneae. Namun, terdapat perbedaan histologi antara akar dan batang. Pada akar, takaran unsur dengan dinding sekunder berlignin lebih kecil dibandingkan pada kayu dan kulit kayu, tetapi proporsi jaringan parenkim lebih besar. Penelitian pada kayu Plantanus menunjukkan bahwa kayu dan akar secara filogenetik lebih primitif daripada batang.

Bagian akar sekunder adalah sebagai berikut:
·         Pembentukan jaringan pembuluh sekunder oleh kambium
Awal mula perkembangan kambium pembuluh adalah dengan pembelahan sel prokambium di antara floem primer dan xilem primer yang belum terdiferensiasi. Kambium berupa silinder dengan tepi luar yang bergelombang ini mempunyai aktivitas yang berbeda; di bagian dalam floem, cambium menghasilkan xylem lebih cepat dibandingkan dengan di tempat lain. Di tempat tersebut, cambium lebih cepat terdorong ke luar dan akhirnya diperoleh silinder yang bertepi rata. Kambium akan membentuk sel xylem kea rah dalam dan sel floem ke arah luar, namun pada umumnya frekuensi pembentukan xylem lebih besar dibandingkan dengan sel floem Hal itulah yang menyebabakan xylem sekunder lebih tebal dari pada floem sekunder.
·         Pembentukan periderm oleh felogen.
Pembentukan periderm mengikuti aktivitas kambium pembuluh dan biasanya mulai dibentuk pertama kali dalam perisikel.Pada tumbuhan perenial, keaktifan cambium akar akan diiringi keaktifan peridem dalam waktu yang lama. Periderm yang telah dibentuk tidak akan bertahan lama karena volume dari sel baru yang ada disebelah dalam makin besar, dan akhirnya periderm baru dibentuk dibawahnya. Hal itu dapat belangsung berulang kali hinggadi peroleh ritidom.




2.2 Batang
2.2.1 Struktur Umum Batang
Batang tumbuhan memiliki berbagai fungsi. Batang yang berwarna hijau karena mengandung klorofil berfungsi untuk melakukan proses fotosintesis seperti yang dilakukan daun, misalnya pada tanaman kaktus. Batang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya pada batang tanaman kentang yang ada di dalam tanah. Di samping itu, batang juga berfungsi dalam sistem pengangkutan dan untuk mengokohkan tanaman.
2.2.2 Batang Primer
            Batang primer merupakan perkembangan dari protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Batang dikelilingi epidermis. Diantara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup, idioblas, dan berbagai trikoma. Disebelah dalam epidermis terdapat korteks yang terdiri atas berbagai tipe sel. pada Pelargonium, Retama, dan Salicornia, parenkim berfungsi untuk berfotosintesis dan sebagai penyiman zat tepung dan metabolit lain.
Batas antara korteks dan stele adalah endodermis. Endodermis batang berbeda dengan endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas sel hidup yang berbentuk silinder kosong. Dinding Endodermis mempunyai struktur yang khusus. Dalam perkembangannya sel endodermis mengalami perkembangan yaitu lapisan gabus diseluruh permukaan dalam dinding sel. yang kemudian diikuti penambahan lapisan sekunder dari selulosa.
Disebelah dalam endodermis adalah stele yang berisi system pembuluh. Pada Gymnospermae dan sebagian besar dycotiledonae, sistem pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh yaitu xylem dan floem. Ada berbagai tipe berkas pengangkut, yaitu sebegai berikut:
·          Kolateral
Terdiri dari koleterla terbuka dan kolateral tertutup. Disebut kolateral tertutup apabila diantara xylem dan floem tidak terdapat cambium, tetapi terdapat parennkim penghubung. Pada kolateral terbuka diantara xile dan floem terdapat cambium
·          Bikolateral
Terdiri atas satu bagian xylem ditengah serta satu bagian floem dibagian luar dan satu dibagian sebelah dalam.  Antara xylem dan floem luar terdapat cambium, dan antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung.
·           Konsentris
Konsentris amfikibral apabila xylem dikelilingi oleh floem, konsentris amfivasal apabila floem dikelilingi oleh xylem.
·            Radial
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselangseling menurut arah jari-jari.
Pada sebagian besar monocotyledonae system pembuluh primer terdiri dari sejumlah besar berkas pengangkut yang tersebar tidak beraturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur.
Jaringan primer terdiri atas protoxilem, metaxilem serta protofloem dan metafloem. Apabila protoxilem terdapat dibagian dalam dari metaxilem dan diferensiasi metaxilem kearah perifer seperti pada batang angiospermae, disebut endark. Dan apabila protoxilem terdapat dibagian luar dari metaxilem dan metaxilem berdiferensiasi kea rah sentripetal dan sentrifugal maka disebut eksark.
Batang Dikotil berbeda satu  sama lain dalam hal pola pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya dengan perkembangan evolusi. Diasmsikan bahwa selama evolusi, silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan kea rah menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi, pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya terjadi kearah membujur. Silinder menjadi terbelah menjadi untaian memanjnag
Pada batang monokotil biasanya terdiri atas berkas yang tersebar diseluruh jaringan dasar pada batang. Pola susunan jaringan pembuluh primer berbeda pada berbagai kelompok tumbuhan, bahkan dalam spesies yang sama. Pola yang berbeda menggambarkan tahap-tahap dalam evolusi simtem pembuluh primer. Seperti para ahli mennggolongkan stele menjadi beberapa tipe yaitu dimulai dari prostele, sifostele, selostele, eustele, stele polisiklus, ataktostele, polistele.
2.2.3 Batang sekunder
             Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh yang membelah secara terus menerus sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Pada pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan periderm dari felogen. Cambium yang terdapat diantara xylem dan floem disebut cambium pembuluh. Cambium yang terdapat diantara berkas pengangkut disebut antar pembuluh.
Cambium mengadakan dilatasi yaitu pembelahan dengan cepat kea rah membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Ke arah dalam cambium membentuk xylem sekunder. Cambium biasanya terdiri dari 2 tipe sel. Yaitu sel inisial menggelondong, dan sel inisial bersinar. Keduanya lebih besar pada batang yang tua daripada batang muda. Apabila cambium aktif , wilayah cambium terdiri atas beberapa lapisan sel. Apabila cambium dorman, wilayah cambium berkurang, biasanya hanya satulapisan sel. Kambium dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
·           Kambium bertingkat atau selapis, letak sel inisial   menggelondong tersusun dalam deretan  mendatar sehingga ujungnya sama tinggi
·           Kambium tidak bertingkat, letak sel inisial menggelendong tumpang tindih satu sama lainnya. Tipenya panjang yang beragam antara 320-2300 mm
2.3 Daun
 2.3.1  Jaringan Penyusun Daun
  Pada dasarnya terdapat 3 sistem pada daun yaitu:
·       Sistem kulit (dermal system atau epidermis )
Tersusun oleh epidermis, baik pada permukaan atas maupun pada permukaan bawah daun.
·      Sistem jaringan dasar,
terdapat mesofil daun yang kadang-kadang terdiferendiasi ke dalam palisade dan spons. Apabila palisade terdapat pada kedua permukaan daun disebut isolateral atau isobilateral

·             Sistem  jaringan pembuluh, terdiri dari xilem dan floem
Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis).Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.
Secara Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1)             Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah,.Untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel. Di antara sel epidermis terdapat sel penjaga yang membentuk stomata. Struktur stomata yang dapat membuka dan menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada jaringan daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta stomata.
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis.


Fungsi dari stomata adalah :
·         Sebagai jalan masuknya CO2 dari  udara pada proses    fotosintesis
·         Sebagai jalan penguapan (transpirasi)
·         Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
·               Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya  sama.
·               Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata.
·               Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi  stomata asalnya berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
·                 Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
·                 Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
·                 Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.
·                 Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.
2)        Mesofil ( Jaringan Dasar )
Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim palisade dan parenkim spons.
·            Parenkim Palisade
 Sel parenkim palisade memanjang dan pada penampang melintangnya tampak berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda bentuknya. Pada Lilium  terdapat lobus besar pada sel palisade dan tampak bercabang
               Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak). Seringkali terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari satu lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke tengah semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan abaksial daun. Meskipun jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efesien.
      Pada Thymelaea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan abaksial daun. Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya pada Atriplex portulacoides, parenkim palisade terdapat pada kedua sisi daun. Daun yang mempunyai parenkim palisade pada kedua sisi (abaksial dan adaksial) disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila jaringan palisade tersebut hanya pada bagian adaksial disebut dengan bifasial atau dorsiventral.      
·            Parenkim Spons
              Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel parenkim spons dapat berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada di dekatnya.
                Pada tumbuhan tertentu, seperti pada Zea dan banyak rumput-rumputan lainnya, bentuk sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex, sukar untuk membedakan antara kedua tipe parenkim. Pada jaringan spons ini terdapat jarak atau ruang antar sel. Ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel.
Pada daun dengan kedua macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan palisade. Tempat serta susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan penggunaan cahaya secara maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi fotosintesis adalah sistem ruang antarsel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan cepat. Susunan sel di dalam mesofil memungkinkan daerah permukaan sel yang mendapat sinar dan langsung berhubungan dengan udara menjadi lebih luas. Seluruh daerah permukaan ini disebut  daerah permukaan dalam daun dan daerah permukaan luar daun.
3)   Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu:
·                Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun.
·                Pembuluh Tapis (floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun. Terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang daun jala merupakan sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal.
Sedangkan istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasar atas ujung dan pangkal daun semua berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya ditemukan pada daun dikotil dan pola sejajar pada daun monokotil.
Kemudian apabila pertulangan daunnya menyirip, tulang daun terbesar melewati bagian tengah daun dan membentuk ibu tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil. Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau cabang yang besar adalah bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti rusuk pada sisi abaksial. Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan penyokongnya kolenkim. Oleh karena itu, tulang daun yang besar tidak mempunyai kontak langsung dengan mesofil.
Sedangkan pada tulang daun yang kecil biasanya membentuk jaring-jaring yang sangat beragam bentuk dan ukurannya, serta membagi daerah mesofil.Daerah yang paling kecil yang dibatasi cabang paling halus disebut aerola, yang biasanya berisi ujung tulang daun yang buntu dalam mesofil.
Kebanyaan kasus yang ditemukan, susunan jaringan pembuluh pada ibu tulang daun mirip dengan pada tangkai daun. Tulang daun yang besar dalam daun dikotil mungkin terdiri atas  jaringan primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang paling kecil hanya terdiri atas jaringan primer. Pada tulang daun yang besar biasanya berisi pembuluh, sedangkan pada tulang daun yang kecil, sel parenkim kontak atau berhubungan langsung dengan unsur pembuluh dan unsur trakea membentuk sel transfer.











BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
·           Akar adalah organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah.Fungsi akar pada tumbuhan antara lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah), menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan makanan, dan sebagai alat pernapasan. Jaringan yang menyusun akar antara lain epidermis, korteks, endodermis, stele (silinder pusat), perisikel, xilem, floem, dan empulur.
·           Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi batang antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh tubuh, tempat menyimpan cadangan makanan, serta tempat menempelnya daun, bunga dan buah. Jaringan yang menyusun batang antara lain epidermis, korteks, stele, endodermis, perisikel, empulur, xilem, floem, dan kambium.
·           Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Fungsi daun antara lain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Daun tersusun atas beberapa jaringan antara lain epidermis, mesofil, berkas pengangkut, xilem, floem, palisade (jaringan tiang), spons (jaringan bunga karang), serta stomata. Berdasarkan letak jaringan palisade, daun terbagi atas dua tipe, yaitu daun isobilateral (jaringan palisade berada dikedua sisi,di lapisan atas dan bawah ) dan daun dorsiventral (jaringan palisade berada pada satu sisi lapisan saja ).Pada tumbuhan Dicotyledoneae, dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan jaringan bunga karang. Sedangkan, pada tumbuhan Monocotyledoneae, tidak dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan jaringan bunga pagar, yang terlihat hanya jaringan parenkim.

3.2 Saran
Untuk mengatahui lebih jelas mengenai bentuk jaringan pada akar batang dan daun ini sebaiknya  di amati dengan menggunakan mikroskop. Dan Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Akhyar,Salman.2004.Biologi:Grafindo
Campbell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Dwidjoseputro, D.1992. Pengantar  Anatomi Tumbuhan.Jakarta : Gramedia
Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ke 3. yogyakarta: UGM Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar – Dasar Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers
Mulyani,Sri.2006.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta:Kausius
Sutrian, Yayan, Drs.2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan
            (Tentang sel & jaringan). Rineka Cipta: Jakarta. Hal: 192-219
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta: UGM
Syamsuni.2009.Materi Pokok Anatomi Tumbuhan.Indramayu: UNWIR
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta: Gadjahmada University
           Press